Langsung ke konten utama

Seru!!! Pulang Bersama Konsulat PPMI Assalaam

          Ribetkah? Sebagai aku @arifrahmanfahasbu?
Jawabannya iya. Banget malahan. Terutama kami yang "nyantri"  di @assalaamsolo harus pulang dengan mempersiapkan sebaik-baik rencana dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Apalagi dengan segudang persyaratan buat perpulangan. Harus pakai konsulatlah jikalau tak dijemput orang tua. Gak boleh keluar kompleklah. Kita bahkan harus nge-cancel semua yang sudah kita persiapkan jauh-jauh hari sebab si @corona.virus.inf0(corona virus disease 2019)
      Tapi setidaknya ada yang patut disyukuri. Entah hanya aku yang merasa, tapi biarlah kubagikan sedikit kesyukuran dibalik apa yang kualami. Come on...cause of that, kami yang dari Konsulat Sumatera bisa perpulangan bareng. Ah alay, gitu doang... Memang cuy, tapi aku bersyukur bisa bareng gini. Ada kejadian menarik tadi saat di bandara. Seseorang perempuan membawa bola kesayangannya hanya untuk bisa dimainkan saat di rumahnya, Bengkulu. Aku sempet mikir ini cewe ngapain bawa-bawa bola segala?
(1.1) persiapan menuju bandara

   Alhasil, bolanya dikempesin trus pas udah di pesawat diambil sama pramugari dan tidak boleh dibawa terbang. Kasian. Dibuangkah? Dibumihanguskan kah? Ya pikirlah sendiri kawan. Gimana perasaannya yaaa? Jawabku sih semakin penting bola itu, semakin kesal ia akan hal itu. Marah? So pasti iya. Meskipun marah tidak dapat menyelesaikan masalah, namun jika itu bisa mengurangi beban pikiran, it's okay. Sedih? No problem. Karena sedih menunjukkan bahwa kita telah menjadi manusia yang seutuhnya. Eit, jangan salah, karena berapa banyak orang yang hancur hidupnya karena tak bisa melampiaskan kemarahan dengan baik dan nggak punya kesempatan buat sedih. Tapi mau gimana lagi.

(1.2) Bengkulu Squad
       Tekanan udara bola tersebut  bakal beda diatas kata pramugarinya sih. Tapi itu pramugari kayak sotoy gitu dah... Kayaknya beliau ragu-ragu gitu mau buang itu bola. Kawanku si @damarbuana12
Ngakak sih ngeliat itu. Aku, smile saja lahhh..., lah trus si dia ini??? Jangan tanya aku. Moga beliau berkenan diceritakan yaaa.... Intinya, beruntung banget bisa bareng ama @ahmaddian17, @annisatsbt,@ulul.najmi, @akbarm12_ dll.
Masih banyak yang lain sih, pegel tapi ntar ini tangan. Sorry buat yang ig nya kutidak tahu menahu sebab tak diberitahui🙏
Dah gitu aja... Moga yang baca follow IG mereka. :)
COVID - مع السلامة من 19 


Komentar

  1. That's video by Ustadzah Zakia... Thanks so much for it. 😁😁😁🙏

    BalasHapus
  2. Kok aku jadi kek antagonis wkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Makasih udh berkunjung, harapku anda tidak jd unknow gini:)

      Hapus
  3. Bola kalau dikempesin keknya gamasalah deh, asal emang bener² kempes. Ditakutkan kalau dipesawat bolanya tuh kena tekanan, alhasil ngembang dan meledak. Btw aku wulan yang punya blog vallenka.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh... Makasih udah sempet berkunjung kak🙏😂... Sip, nanti saya baca karya kakak.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romansa Imaginer

       Bilamana kita menapaki masa remaja. Tak kunjung sampai ke sebuah titik pola pikir yang matang. Kosa kata ini muncul bak matahari terbit di ufuk timur. Amat menawan. Menjanjikan harapan dan janji masa depan cemerlang. Kala kita sekali saja memandang. Tak kunjung bosan dan enggan sekali memalingkan diri sejenak. Saat itulah kita berada dalam dimensi yang statistika teratur tak lagi tampak. Konfigurasi tanpa objek dan sasaran. Membumihanguskan nalar dan kelogisan. Hingga tak sadar saat teriknya mulai terasa. Mengambil alih kesadaran. Dengan durasi waktu yang tidak sedikit. Kurun waktu jangka panjang. Boleh jadi takkan  pernah sadar. Begitu bengis dan biadabnya. Ialah "cinta".           Lain halnya jika kita lebih bijak memilah dan  mengatur secara akurat, menuju matahari yang agaknya condong di ufuk barat. Hingga kita lebih dari sekedar takjub. Memandangnya adalah ketenangan. Menghapus penat tak terperikan. Sajian tepat menuju malam yang panjang. Mengalihkan luka yan

Rangkap Tiga jadi Satu (Alkuna—Alkana)

       Hanya anggapan semata jika tak terlalu paham manakala dunia begitu indah berputar. Semuanya musti dan pasti berubah. Karena sang hukum semesta pertama tak akan pernah bisa singgah. Sejenak pun mana peduli dengan sekitarnya. Sedetik pun mana sudi menolehkan pandang. Ialah waktu, yang dengan namanya Tuhan bersumpah. Betapa rugi mereka yang tak benar paham, menyertai waktu adalah harapan. Badai pasti berlalu, karena waktu tak kenal lelah berjalan. Hujan segera reda, sebab waktu tak pernah mengenal kata usai. Ketahuilah, boleh jadi satu-satunya hal yang takkan musnah di semesta ini adalah waktu. Bagaimanalah, sebab amat mustahil ia musnah dan tiada. Bagaimana kehidupan akan berjalan setelahnya. Bagi kalian yang percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, waktu tak benar-benar lenyap. Membingungkan bukan? Mau tak mau ia harus tetap ada. Keberlanjutannya must be exist.          Diantara banyaknya corak di dunia ini, gue adalah salah satu titik kecil. Berada dalamnya, terlibat ol