Ribetkah? Sebagai aku @arifrahmanfahasbu?
Jawabannya iya. Banget malahan. Terutama kami yang "nyantri" di @assalaamsolo harus pulang dengan mempersiapkan sebaik-baik rencana dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Apalagi dengan segudang persyaratan buat perpulangan. Harus pakai konsulatlah jikalau tak dijemput orang tua. Gak boleh keluar kompleklah. Kita bahkan harus nge-cancel semua yang sudah kita persiapkan jauh-jauh hari sebab si @corona.virus.inf0(corona virus disease 2019)
Tapi setidaknya ada yang patut disyukuri. Entah hanya aku yang merasa, tapi biarlah kubagikan sedikit kesyukuran dibalik apa yang kualami. Come on...cause of that, kami yang dari Konsulat Sumatera bisa perpulangan bareng. Ah alay, gitu doang... Memang cuy, tapi aku bersyukur bisa bareng gini. Ada kejadian menarik tadi saat di bandara. Seseorang perempuan membawa bola kesayangannya hanya untuk bisa dimainkan saat di rumahnya, Bengkulu. Aku sempet mikir ini cewe ngapain bawa-bawa bola segala?
Alhasil, bolanya dikempesin trus pas udah di pesawat diambil sama pramugari dan tidak boleh dibawa terbang. Kasian. Dibuangkah? Dibumihanguskan kah? Ya pikirlah sendiri kawan. Gimana perasaannya yaaa? Jawabku sih semakin penting bola itu, semakin kesal ia akan hal itu. Marah? So pasti iya. Meskipun marah tidak dapat menyelesaikan masalah, namun jika itu bisa mengurangi beban pikiran, it's okay. Sedih? No problem. Karena sedih menunjukkan bahwa kita telah menjadi manusia yang seutuhnya. Eit, jangan salah, karena berapa banyak orang yang hancur hidupnya karena tak bisa melampiaskan kemarahan dengan baik dan nggak punya kesempatan buat sedih. Tapi mau gimana lagi.
Tekanan udara bola tersebut bakal beda diatas kata pramugarinya sih. Tapi itu pramugari kayak sotoy gitu dah... Kayaknya beliau ragu-ragu gitu mau buang itu bola. Kawanku si @damarbuana12
(1.1) persiapan menuju bandara |
Alhasil, bolanya dikempesin trus pas udah di pesawat diambil sama pramugari dan tidak boleh dibawa terbang. Kasian. Dibuangkah? Dibumihanguskan kah? Ya pikirlah sendiri kawan. Gimana perasaannya yaaa? Jawabku sih semakin penting bola itu, semakin kesal ia akan hal itu. Marah? So pasti iya. Meskipun marah tidak dapat menyelesaikan masalah, namun jika itu bisa mengurangi beban pikiran, it's okay. Sedih? No problem. Karena sedih menunjukkan bahwa kita telah menjadi manusia yang seutuhnya. Eit, jangan salah, karena berapa banyak orang yang hancur hidupnya karena tak bisa melampiaskan kemarahan dengan baik dan nggak punya kesempatan buat sedih. Tapi mau gimana lagi.
(1.2) Bengkulu Squad |
Ngakak sih ngeliat itu. Aku, smile saja lahhh..., lah trus si dia ini??? Jangan tanya aku. Moga beliau berkenan diceritakan yaaa.... Intinya, beruntung banget bisa bareng ama @ahmaddian17, @annisatsbt,@ulul.najmi, @akbarm12_ dll.
Masih banyak yang lain sih, pegel tapi ntar ini tangan. Sorry buat yang ig nya kutidak tahu menahu sebab tak diberitahui🙏
Dah gitu aja... Moga yang baca follow IG mereka. :)
COVID - مع السلامة من 19
That's video by Ustadzah Zakia... Thanks so much for it. 😁😁😁🙏
BalasHapusKok aku jadi kek antagonis wkwkkw
BalasHapusHahaha... Makasih udh berkunjung, harapku anda tidak jd unknow gini:)
HapusBola kalau dikempesin keknya gamasalah deh, asal emang bener² kempes. Ditakutkan kalau dipesawat bolanya tuh kena tekanan, alhasil ngembang dan meledak. Btw aku wulan yang punya blog vallenka.blogspot.com
BalasHapusWahhh... Makasih udah sempet berkunjung kak🙏😂... Sip, nanti saya baca karya kakak.
Hapus